Sejarah Vietnam dapat ditinjau kembali ke abad ke-3 SM. Mayoritas catatan tertulis mengenai sejarah Vietnam dapat ditemukan dalam catatan-catatan sejarah Tiongkok.
Masa Pra-dinasti
Pada tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue. Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan.
Selang puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibu kota negara Nan Yue berada di daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Untuk lebih 10 abad selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang).
Masa Dinasti-dinasti
Pada 939 Masehi, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan.
Tiga kali dengan pasukan yang sangat besar juga dengan persipan yang hati-hati untuk serangan mereka, tetapi tiga kali berturut-turut orang-orang Mongol dikalahkan sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih 300 tahun yang lalu.
Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat Dinasti Le pada abad ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar Le Thanh Tong. Antara abad ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya ke arah Selatan dalam proses yang disebut Nam Tien (Perluasan ke Selatan). Mereka akhirnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak kekaisaran Khmer.
Era Perang Vietnam
Pemerintahan komunis atas Vietnam Utara ditolak oleh Amerika Serikat (A.S.) atas kemiripannya terhadap Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Ketidaksetujuan dengan segera muncul atas ide pemilihan umum dan reunifikasi (Vietnam Utara dan Selatan), dan A.S. mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer, bahkan Soviet menyuplai tentara dan persenjataan untuk memperkuat militer komunis.
Serangan kontroversial atas kapal A.S. di Teluk Tonkin memicu serangan militer A.S. terhadap instalasi milter Vietnam Utara dan penempatan lebih dari 500.000 tentara di Vietnam Selatan. Pasukan A.S. dengan segera dibingungkan oleh sebuah perang gerilya yang buruk dengan Viet Cong, milisi komunis Vietnam Selatan. Pasukan Vietnam Utara gagal dalam usaha penyerbuan terhadap Selatan pada 1968 Tet Offensive dan perang dengan segera menyebar ke negara tetangga Laos dan Kamboja.
Dengan korban yang menggunung, A.S. mulai memindahkan tugas perjuangan ke militer Vietnam Selatan dalam proses yang dikenal sebagai Vietnamisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil yang campur aduk, tetapi dengan dukungan A.S., Vietnam Selatan mampu bertahan. Perjanjian Damai Paris (Paris Peace Accords) pada 27 Januari 1973 mengakui kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Di bawah perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik pada 29 Maret 1973.
Pertempuran kecil tetap berlanjut, tetapi semua pertempuran besar telah berakhir hingga sekali lagi, Utara menginvasi dan menundukkan Selatan pada 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat menjadi Republik Vietnam Selatan, sebuah negara boneka di bawah kekuasaan militer oleh Vietnam Utara, sebelum secara resmi disatukan dengan Utara di bawah pemerintahan Komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam pada 2 July 1976.
Pasca perang Vietnam
Dampak dari pengambil-alihan kontrol, komunis Vietnam melarang partai politik lain, menahan tersangka yang dipercayai berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan memulai kampanye massal tentang kolektifisasi pertanian dan pabrik-pabrik.
Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang terjadi sangat lambat dan masalah kemanusiaan serius dan masalah-masalah ekonomi menghadapi rezim komunis. Pada 1978, Militer Vietnam menginvasi Kamboja untuk melepaskan bekas rekan mereka, Khmer Rouge, dari penindasan. Aksi ini memperburuk hubungan dengan RRT, yang meluncurkan serangan mendadak kepada Vietnam Utara pada 1979.
Konflik ini menyebabkan Vietnam lebih semakin bergantung terhadap bantuan ekonomi dan militer dari Soviet.Dalam sebuah perubahan sejarah pada 1986, Partai Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar bebas (free-market) yang dikenal sebagai Doi Moi (Renovasi).
Dengan kekuasaan negara tetap tak tertandingi, kepemilikan pribadi atas pertanian-pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipicu. Namun, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua organ-organ pemerintahan tetap kuat.
Jabatan presiden ini diciptakan ketika Republik Sosialis Vietnam dibentuk pada 1976. Sejak saat itu Vietnam telah memiliki enam orang presiden (tidak termasuk Nguyen Huu Tho, yang hanya menjadi Penjabat Presiden). Sejak 4 Juli 1981, istilah jabatan ini diubah dari Presiden menjadi Ketua Dewan Negara, tetapi kemudian dikembalikan menjadi Presiden lagi sejak 22 September 1992.
- Tôn Đức Thắng (2 Juli 1976 - 30 Maret 1980)
- Nguyễn Hữu Thọ (30 Maret 1980 - 4 Juli 1981)
- Trường Chinh (4 Juli 1981 - 18 Juni 1987)
- Võ Chí Công (18 Juni 1987 - 22 September 1992)
- Lê Đức Anh (23 September 1992 - 24 September 1997)
- Trần Đức Lương (24 September 1997 - 27 Juni 2006)
- Nguyễn Minh Triết (27 Juni 2006 - 25 Juli 2011)
- Trương Tấn Sang (25 Juli 2011 - 2 April 2016)
- Trần Đại Quang (2 April 2016 - 21 September 2018)
- Đặng Thị Ngọc Thịnh (Penjabat Presiden, 21 September 2018 - 23 Oktober 2018)
- Nguyễn Phú Trọng (23 Oktober 2018 - 5 April 2021)
- Nguyễn Xuân Phúc (5 April 2021 - 17 Januari 2023)
- Võ Thị Ánh Xuân (Penjabat Presiden, 17 Januari 2023 - 2 Maret 2023)
- Võ Văn Thưởng (2 Maret 2023 - 21 Maret 2024)
- Tô Lâm (22 Mei 2024 - 21 Oktober 2024)
- Lương Cường (21 Oktober 2024 - sekarang)